Jumat, 22 April 2011

Bedah Blog

                                           (Sebelum)
                                           (Sesudah)

Jumat, 01 April 2011

INTERMESSO

Tips Meraih Cita-cita

Pepatah bijak mengatakan “meraih itu lebih mudah daripada menjaganya“. Kiranya, pepatah itu memang tepat diterapkan dalam kehidupan. Kita sering terobsesi sebuah angan. Kita menamakan angan itu sebagai cita-cita. Ya, cita-cita!
Setiap orang pasti mempunyai cita-cita. Bahkan, saya dapat mengatakan bahwa setiap orang wajib mempunyai cita-cita. Jika dianalogikan, cita-cita itu dapat diibaratkan sebagai kompas. Tanpa kompas, kita akan bingung dan dibingungkan. Kompas adalah pengarah menuju tujuan. Jadi, cita-cita merupakan tujuan akhir kehidupan kita.
Lalu, kita pun membedakan cita-cita berdasarkan waktu ketercapaian. Ada target jangka pendek, menengah, dan panjang. Pembedaan itu semata bertujuan agar kita mudah mengelola waktu, pikiran, dan dana. Dengan manajemen yang baik, akhirnya semua cita-cita itu tercapai.
Begitu cita-cita itu tercapai, muncullan rasa puas. Kita begitu bangga dan berbangga hati dan diri. Kita begitu bangga untuk bercerita tentang kesuksesan meraih cita-cita. Tentu itu bertujuan agar semua orang mengagumi kita. “Wah, si Fuylan itu hebat ya. Sudah jadi orang sukses!” begitulah puji setiap orang kepada kita.
Namun, kita harus mewaspadai keadaan itu. Sungguh kesuksesan merupakan ujian terberat bagi kita. Kesuksesan justru menjadi penghambat kita untuk meraih sukses berikutnya. Sungguh kesuksesan itu belum tercapai hingga kehidupan ini usai.
Bagi seorang guru, kepala sekolah sering dianggap sebagai puncak karier sebagai guru. Maka, mereka - para guru - berusaha agar menjadi kepala sekolah. Para guru itu berusaha mengikuti seleksi calon kepala sekolah. Jika sudah dinyatakan lolos, tunggulah panggilan dari pihak berwenang. Namun, jangan berharap dipanggil jika Anda belum menyiapkan “sejumlah syarat” lainnya.
Namun, perhatikanlah para kepala sekolah di tempat Anda. Apa kegiatan kesehariannya? Rerata kepala sekolah justru menurun integritas dan kinerjanya. Maklum, mereka - kepala sekolah - sudah duduk di kursi empuk yang melenakan dan mudah membuat ngantuk. Sangat jarang ditemui kepala sekolah mampu memotivasi para guru agar berprestasi. Bahkan, itu dapat dikatakan barang langka.
Tulisan ini terinspirasi oleh keluhan beberapa kepala sekolah di daerah saya. Rerata pangkat dan golongan kepala sekolah adalah IVa dengan jabatan sebagai guru pembina. Mereka merasa putus asa untuk menaikkan pangkat-golongannya. Mengapa? Karena disyaratkan untuk menulis karya ilmiah senilai 12 poin. Jika berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK), itu berarti bahwa mereka harus menulis 3 PTK.(Lucunya, saya sendiri masih IIId. Kok nggak malu bertanya kepada bawahan, ya?)
Seharusnya dengan jabatan itu, mereka dapat meningkatkan etos kerja dan prestasinya. Apa lacur, mereka justru melempem alias tak bertenaga untuk menaikkan pangkatnya. Bukankah mereka - kepala - sekolah - itu sudah tidak mengajar anak-anak (siswa)? Bukankah pekerjaan mereka - kepala sekolah - itu hanya menyuruh dan menyalahkan pekerjaan rekan-rekan guru? Dengan pekerjaan yang begitu mudah, mereka mempunyai banyak dan teramat banyak waktu luang. Lalu, untuk apa waktu luang sebanyak itu? Dasar kepala sekolah pemalas!
Dalam berbagai kesempatan, saya sering member tips kepada mereka (kepala sekolah itu). “Pak, seharusnya waktu luang Bapak itu dapat digunakan untuk menulis dan menulis. Awalilah sehari satu halaman. Jika Bapak konsisten, sebulan Bapak sudah menghasilkan sebuah PTK. Dalam waktu 3 bulan, Bapak sudah mempunyai 3 PTK. Dan itu cukup untuk memenuhi syarat ke IVb” ujarku kepada mereka.
Mendengar tuturan sederhana itu, mereka pun menjawab, “Oalah, Pak..Pak. Gimana mau nulis kalau setiap hari harus rapat?” O, jadi kepala sekolah itu tukang rapat, ya. Pantas saja uang sekolah habis. Lha digunakan untuk rapat melulu. Kapan kerjanya?
Itulah mereka. Jika jabatan menjadi ambisi, begitulah jadinya. Maka, pangkat dan jabatan sebaiknya jangan dicari. Pangkat dan jabatan itu adalah sebuah amanah. Jika kita dipercaya, tentu Tuhan akan memberi jabatan itu kepada kita. Ingatlah, jabatan itu sering membuai idealisme kita untuk bertukar dengan jabatan lain. Jadi, alangkah baiknya jika kita bersungguh-sungguh meraih cita-cita itu. Namun, hendaknya raihan cita-cita itu tidak membuat kita lalu terlena. Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit. Jika Anda terjatuh, setidak-tidaknya Anda jatuh di atap rumah! Selamat siang menjelang petang. Semoga bermanfaat. Amin!

Pengaruh Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Komputer Terhadap Trend Industri Retail @ Mesin Kasir


Pengaruh Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Komputer Terhadap Trend Industri Retail @ Mesin Kasir

Saat ini jumlah pengguna internet di Indonesia baru sekitar 1% dari jumlah penduduk atau lebih kurang dua juta orang. Walau pun demikian pada masa mendatang jumlah ini akan terus mengalami peningkatan. Sehingga tidak salah jika dikatakan trend blue chip di masa mendatang adalah non-store retailing melalui internet yang dikenal dengan e-retailing, e-tailing atau e-Commerce B2C.
Melihat pengalaman di Amerika, survey dari Boston Consulting Group (BCG), menunjukkan bahwa pada tahun 2000, e-retailing tumbuh dengan laju 120% dan mencapai penjualan senilai 33 milliar USD. Pada tahun 2001 diperkirakan tumbuh 85% dengan penjualan mencapai 61 milliar USD (Retailernews.com, Feb 2001).
Didukung oleh perkembangan teknologi PDA, barcoding dan mobile telpon, e-tailing masa depan akan sangat jauh berbeda dengan praktek yang terjadi sat ini. Pada masa depan berbelanja akan semakin singkat, mudah, dan praktis. Kita dapat memesan produk melalui PDA/mobile phone yang dilengkapi dengan barcode scanner, bayar dengan ATM atau credit card secara on-line. Teknologi I-Home yang dikembangkan oleh Cisco Systems, bahkan sanggup membuat kulkas kita memesan barang secara langsung ke supermarket, jika stock barang di dalamnya dibawah stock minimum yang kita set. Selanjutnya pesanan dapat kita ambil sendiri atau langsung diantar via delivery service.
Quick and Efficient Customer Response (QECR)
Trend berikutnya yang akan terjadi dengan diserapnya perkembangan TI ke Indonesia adalah penerapan QECR dalam proses logistik dan distribusi barang oleh retailer. Prinsip utama QECR adalah pemanfaatan teknologi guna meningkatkan effisiensi dan kecepatan respon dari retailer terhadap permintaan pasar, dengan demikian perkembangan teknologi komputer dan komunikasi akan berdampak besar terhadap QECR. Saat ini sistem manufacture, distributor dan retailer merupakan tiga sistem yang terpisah dan tertutup. Di masa depan ke tiga sistem ini akan menjadi satu, karena tuntutan effisiensi yang lebih tinggi.
Implemantasi QECR oleh retail akan menjadi satu kompetitif advantage di masa depan, sepandan dengan besarnya investasi yang harus ditanamkan oleh perusahaan.
Non store retailing dan QECR melalui internet merupakan trend blue chip di masa mendatang di Indonesia. Kemajuan teknologi komputer dan komunikasi akan mempercepat pertumbuhan e-retailing dan penerapan praktek QECR.Sehingga mempermudah masyarakat untuk bisa melakukan kegiatan perekonomian.

Identitas Abdul Cholik

Abdul Cholik
 1105111094